Portal Orange - Jika ada kreteria negara paling mubazir, mungkina Australia salah satunya. Bayangkan, tiap tahunnya, orang Australia membuang makanan senilai RP100 triliun. Dimulai dari pertanian saat buah dan sayur-sayuran ditolak karena alasan bentuknya tidak bagus; sampai di ke rumah tangga di mana sisa atau makanan yang tidak disukai dibuang begitu saja.
Di Australia, sekitar 20 hingga 40 persen buah dan sayur-mayur ditolak sebelum masuk pertokoan. Alasannya, buah-buahan dan sayur-mayur itu tidak memenuhi kriteria standar dan spesifikasi bentuk yang dikehendaki supermarket yang bersangkutan.
CEO Ozharvest, Ronni Kahn, berujar, organisasinya mengumpulkan produk dan makanan yang tidak dikehendaki dari sejumlah pertanian, toko serta restoran dan memberikannya ke lebih dari 500 badan amal untuk dibagikan kepada mereka yang lapar.
Ozharvest pernah diminta mengambil 14 ton wortel yang ditolak sejumlah supermarket. Jika tidak diambil, berton-ton wortel itu akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Bagi Kahn, ini adalah persoalan pendidikan, bagaimana menjadikan orang-orang siap dengan produk yang tidak sempurna bentuknya.
Sementara itu, limbah makanan itu mencakup 35 sampai 40 persen dari sampah rumah tangga. Begitu terkumpul di TPA, maka akan terproduksi gas rumah kaca methane. Organisasi Pangan dan Pertanian melaporkan, sepertiga dari makanan itu diproduksi untuk konsumsi manusia, atau 1,3 miliar ton setahun, terbuang.
Sementara itu, limbah makanan itu mencakup 35 sampai 40 persen dari sampah rumah tangga. Begitu terkumpul di TPA, maka akan terproduksi gas rumah kaca methane. Organisasi Pangan dan Pertanian melaporkan, sepertiga dari makanan itu diproduksi untuk konsumsi manusia, atau 1,3 miliar ton setahun, terbuang.
Pangan terbuang juga berarti, membuang-buang sumber daya untuk memproduksinya seperti air, buruh, bahan kimia dan pupuk tanah. Ronni Kahn dari Ozharvest mengatakan, tantangannya adalah untuk menciptakan budaya pangan yang berkelanjutan, yaitu mengurangi pembuangan di semua tingkat produksi pangan, distribusi dan konsumsi.
Ronni Kahn melanjutkan, sementara orang Australia membuang makanan senilai Rp100 triliun tiap tahunnya, dua juta warga Australia yang lain bergantung pada bantuan pangan setiap tahunnya, dan hampir 90 persen dari organisasi-organisasi bantuan telah melaporkan tidak dapat memenuhi permintaan. (Intisari)
Ronni Kahn melanjutkan, sementara orang Australia membuang makanan senilai Rp100 triliun tiap tahunnya, dua juta warga Australia yang lain bergantung pada bantuan pangan setiap tahunnya, dan hampir 90 persen dari organisasi-organisasi bantuan telah melaporkan tidak dapat memenuhi permintaan. (Intisari)
Posting Komentar