Illustrasi minum Obat Syrup Pakai Sendok |
Menurut penelitian yang dilakukan Dr Alan Mendelsohn dari sekolah kedokteran New York University, 50 persen orang mengonsumsi dosis yang salah saat meminum obat sirup dengan ukuran sendok.
Dosis itu bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak. Keduanya sama-sama berbahaya. Dosis terlalu sedikit tidak akan mengobati penyakit dan menyebabkan infeksi obat-obatan. Sementara dosis terlalu banyak akan menyebabkan efek samping yang bisa mengancam nyawa.
Mengutip Daily Mail, penelitian itu melibatkan 300 orangtua dengan anak di bawah usia 9 tahun. Anak-anak itu pernah dirawat di New York City dan diberi resep berupa obat-obatan cari, mayoritas antibiotik.
Para orangtua kemudian ditelepon, untuk ditanyai bagaimana mereka mengukur dosis obat. Alat ukur mereka itu dilaporkan ke kantor peneliti, agar diketahui apakah dosisnya sudah tepat atau belum.
Ternyata, sepertiga orangtua itu memberi dosis yang salah. Satu dari enam orangtua menggunakan sendok dapur sebagai ukurannya. Mereka berasumsi, semua sendok ukuran kecekungannya sama.
Dari studi, 43 orang yang menggunakan sendok sebagai ukuran obat sirup memberi dosis yang salah. Sedang orangtua yang mengukur dengan alat lain yang lebih presisi, kesalahannya hanya 28 persen.
Karena itu, peneliti menyarankan untuk mengukur dosis obat melalui alat tetes atau alat lain yang ada ukuran milimeternya. Itu biasa ditemukan pada obat batuk sirup yang dijual di pasaran.
Mendelsohn melanjutkan, apoteker maupun profesional medis sebaiknya memberlakukan ukuran milimeter sebagai dosis obat sirup pada label, bukan menuliskan ukuran berdasarkan sendok. (VIVA life)
Posting Komentar