Mungkin sebagian besar pelukis grafiti akan memilih dibayar uang setelah mengerjakan pesanan kliennya. Tetapi David Choe, 36 tahun, punya pertimbangan lain.
Tahun 2005 ia mendapat pesanan dari Sean Parker, salah satu pendiri Facebook, untuk membuat mural di dinding kantor perusahaan itu di Palo Alto, California.
Usai membuat mural si pemesan menawari pembayaran dengan dua alternatif, uang tunai US$60.000 atau saham. Saham Facebook yang ditawarkannya saat itu bernilai US$0,1 -US$0,25 per lembar.
Ternyata Choe memilih saham. Sebenarnya saat itu Facebook bukanlah apa-apa. Ia sendiri tak melihat seperti apa Facebook di masa depan. Bahkan ia menganggap model bisnis yang dijalankan Facebook itu konyol dan tidak berguna. Hanya saja sebelum ini, ia sempat mendapat order mengecat kantor sebuah perusahaan tanpa diberi bayaran alias gratis. Mungkin ia berpikir, alih-alih gratis dibayar saham juga bolehlah.
Choe sebenarnya tak asing dengan pekerjaan gratis. Pada masa remajanya memang nakal. Ia berkali-kali mengecat tembok-tembok bersih milik orang tanpa seijin pemiliknya dengan gambar-gambar grafitinya. Kenakalan itu sering berbuah masalah. Pernah suatu kali ia ditangkap dan dipenjara selama seminggu. Di Jepang ia bahkan dipenjara sampai tiga bulan. Namun kesukaannya pada seni grafiti dan mural tak surut.
Ia mulai serius menekuni bidang seni ini setelah kuliah. Setelah itu karya seninya menyebar di berbagai media. Bahkan penyanyi seperti Jay-Z dan grup band Linkin Park meminta jasanya dibuatkan cover album mereka. Sampai suatu saat Sean Parker yang menyukai aliran seni Choe memintanya melukis mural di kantornya. Tahun 2007 bahkan Mark Zuckerberg, rekan Parker, juga meminta jasanya untuk membuat lukisan di ruang kantornya.
Tahun berganti tahun, ternyata nilai saham dari bayaran pembuatan mural itu terus meningkat. Dan kini saat Facebook siap-siap melakukan IPO (Initial Public Offering), saham yang dimilikinya bisa mencapai nilai US$500 juta. Bisa dibayangkan, perubahan nilai dari US$60.000 ke US$500 juta, tentu sebuah perubahan yang drastis. Dan David Choe, sang pelukis tembok ini, pun jadi millionaire baru.
(Foto: Jim Wilson/The New York Times)
Tahun 2005 ia mendapat pesanan dari Sean Parker, salah satu pendiri Facebook, untuk membuat mural di dinding kantor perusahaan itu di Palo Alto, California.
Usai membuat mural si pemesan menawari pembayaran dengan dua alternatif, uang tunai US$60.000 atau saham. Saham Facebook yang ditawarkannya saat itu bernilai US$0,1 -US$0,25 per lembar.
Ternyata Choe memilih saham. Sebenarnya saat itu Facebook bukanlah apa-apa. Ia sendiri tak melihat seperti apa Facebook di masa depan. Bahkan ia menganggap model bisnis yang dijalankan Facebook itu konyol dan tidak berguna. Hanya saja sebelum ini, ia sempat mendapat order mengecat kantor sebuah perusahaan tanpa diberi bayaran alias gratis. Mungkin ia berpikir, alih-alih gratis dibayar saham juga bolehlah.
Choe sebenarnya tak asing dengan pekerjaan gratis. Pada masa remajanya memang nakal. Ia berkali-kali mengecat tembok-tembok bersih milik orang tanpa seijin pemiliknya dengan gambar-gambar grafitinya. Kenakalan itu sering berbuah masalah. Pernah suatu kali ia ditangkap dan dipenjara selama seminggu. Di Jepang ia bahkan dipenjara sampai tiga bulan. Namun kesukaannya pada seni grafiti dan mural tak surut.
Ia mulai serius menekuni bidang seni ini setelah kuliah. Setelah itu karya seninya menyebar di berbagai media. Bahkan penyanyi seperti Jay-Z dan grup band Linkin Park meminta jasanya dibuatkan cover album mereka. Sampai suatu saat Sean Parker yang menyukai aliran seni Choe memintanya melukis mural di kantornya. Tahun 2007 bahkan Mark Zuckerberg, rekan Parker, juga meminta jasanya untuk membuat lukisan di ruang kantornya.
Choe sendiri tak begitu memikirkan bayarannya. Tetapi ia respek pada Sean Parker dan Mark Zuckerberg yang ia sebut memiliki sifat yang mirip dengannya. Ia percaya para pendiri Facebook ini berniat membayar dengan saham karena memang memiliki nilai lebih baik dari sekadar uang.
Tahun berganti tahun, ternyata nilai saham dari bayaran pembuatan mural itu terus meningkat. Dan kini saat Facebook siap-siap melakukan IPO (Initial Public Offering), saham yang dimilikinya bisa mencapai nilai US$500 juta. Bisa dibayangkan, perubahan nilai dari US$60.000 ke US$500 juta, tentu sebuah perubahan yang drastis. Dan David Choe, sang pelukis tembok ini, pun jadi millionaire baru.
(Foto: Jim Wilson/The New York Times)
Keberuntungan sering datang dari arah yg tak terduga ya. Hanya karena hobbi mencati tembok, tanpa memikirkan bayarannya, akhirnya passion itu terbayar berlipat ganda. Nice story :)
BalasHapus