n

Asal Muasal Pembuatan Black Box
Produsen pesawat komersil pertama yang menggunakan pesawat bermesin jet, De Havilland Comet mengalami kecelakaan fatal sebanyak empat kali pada tahun 1953 dan 1954. Tiga diantaranya merupakan kecelakaan yang pada saat itu tak diketahui penyebabnya.

Adapun kecelakaan pertama De Havilland Comet, yang menimpa maskapai penerbangan Canadian Pacific Airlines di Karachi, Pakistan pada 3 Maret 1953 disebut merupakan akibat dari kesalahan pilot. Kemudian pada 2 Mei 1953 terjadi kecelakaan serupa menimpa Flight BOAC 783/057 , kemudian pada 10 Januari 1954 kecelakaan juga menimpa BOAC 781 serta terjadi pada maskapai penerbangan South African Airways Flight 201 pada 8 April 1954.

Rentetan kecelakaan itulah yang kemudian memaksa pembenahan besar-besaran pada armada Comet. Seluruh Comet akhirnya di-grounded untuk mencegah terulangnya kecelakaan yang belakangan diketahui akibat kesalahan struktural.

Dr David Warren, Australia
Kecelakaan itulah yang kemudian menginspirasi David Warren, seorang ilmuwan dan peneliti Australia yang juga ahli bahan bakar untuk menciptakan apa yang kini dikenal dengan sebutan black box atau kotak hitam, terutama untuk bagian Cockpit Voice Recorder (VCR) dan Flight Data Recorder (FDR).

Idenya, muncul ketika ia menyadari bahwa kecelakaan penerbangan akan mudah diselidiki jika bisa mendengarkan percakapan terakhir di cockpit pesawat dan data rekaman fungsi-fungsi pesawat.
Alat sebelumnya yang sudah ada hanya digunakan untuk merekam data penerbangan, namun ada kekurangannya yakni tidak bisa merekam suara di cockpit. Alat inilah yang diciptakan oleh Francois Hussenot dan Paul Beaudouin di tahun 1939 dengan membuat perangkat perekaman berbentuk film dengan panjang 8 meter. Alat ini merekam data ketinggian, kecepatan dan lain-lain.

Lantas Waren mencoba bereksperimen setelah melihat rekaman suara mini di sebuah even pameran. Ia pun membuat perangkat menggunakan perangkat rekaman magenitik yang dapat dihapus dan digunakan kembali untuk merekam.

Model pertama perangkat ini, selesai pada tahun 1957. Alat hasil ciptaannya mampu merekam data suara selama empat jam serta bisa merekam data instrumen pada pelat baja. Sementara perangkat modern menggunakan perekam data digital yang datanya bisa dengan mudah dan cepat diunduh.
Penggabungan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR) inilah yang kini digunakan dengan sebutan black box.

Pada saat itu, industri penerbangan tidak langsung mengadopsi perangkat ini lantaran adanya isu terkait keamanan privasi.

Warren pun berjuang untuk memeroleh pengakuan mengignat betapa pentingnya perangkat itu. Warren sempat tampil dalam wawancara langsung dengan ABC pada tahun 1985.. Dirinya menceritakan bagaimana perjuangan dalam menemukan dan mengembangkan perangkat tersebut.

Barulah pada tahun 1960, pemerintahan Australia mulai mengadopsi Flight Data Recorder (FDR) pada pesawat komersial menandai penggunaan perangkat ini untuk pertama kalinya.

Data yang dikumpulkan oleh perangkat ini meliputi arah pesawat, ketinggian, kecepatan, akselerasi vertikal, dan data waktu. Namun kini, perangkat ini mampu merekam lebih banyak data yang mampu merekonstruksi kecelakaan, menganalisa masalah, serta dengan daya ketahanan yang lebih kuat termasuk tahan api dan bertahan ketika tenggelam di laut.

Kini, kotak hitam juga dilengkapi dengan Underwater Locator Beacon (ULB) yang aktif ketika berinteraksi dengan air dan akan memancarkan sinyal darurat selama 30 hari sehingga memudahkan untuk menemukannya. Selain itu, black box juga diberi warna orange menyala supaya mudah dikenali.
Namun dalam beberapa kasus, black box terkadang juga tidak ditemukan. Hal ini kemudian mengispirasi munculnya perangkat lainnya yang lebih canggih yakni sistem pelaporan real time atau ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System).

Cara kerja Black Box
Semua data CVR dan data yang dikumpulkan sensor FDR dikirim melalui FDAU (Flight Data Acquisition Unit) yang yang terletak pada Electronic Equipment Bay di bawah Cockpit ke CSMU (Crash Survivable Memory Unit) di ekor pesawat.

Hal ini dikarenakan dalam setiap kecelakaan pesawat, bagian ekor merupakan bagian yang lebih utuh dibandingkan dengan moncong pesawat.

Walaupun demikian Black Box dalam pengujiannya harus melalui beberapa persyaratan yang sangat ketat untuk meminimalisir kerusakan data dan informasi.
Tahapan yang dilalui harus melalui beberapa pengujian seperti :

  • Crash Impact : tahan benturan 3.400G
  • Static Crush : tahan beban 2.500 kg selama 5 menit
  • Fire Test : tahan panas 1.100 derajat celcius selama 1 jam
  • Mampu mengeluarkan sinyal Under Water Locator Beacon pada kedalaman 4.000 meter
  • Mampu menahan tekanan air pada kedalaman 7.000 meter


Untuk dapat dianalisis, data dan FDR dan CVR dibaca dengan menggunakan peralatan dan piranti lunak khusus. Di Amerika Serikat, hal ini dilakukan di laboratorium badan keselamatan transportasi nasional National Transportation Safety Board (NTSB), yang memperoleh Read Out System dan Software dan pembuat Black Box. Proses ini dapat memakan waktu mingguan bahkan berbulan-bulan.

Hasil analisa dan Black Box bukanlah satu-satunya sumber untuk dapat menyimpulkan penyebab suatu kece-lakaan. Para penyelidik di Indonesia yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus menggabungkan dan mengsinkronisasikannya dengan berbagai macam temuan lainnya untuk dapat menyimpulkan secara utuh dan komprehensif.

Badan Otoritas Penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) mewajibkan pesawat terbang komersial merekam sedikitnya 11 hingga 29 parameter, tergantung dari ukuran pesawat yang kemudian aturan ini diperbaharui pada tanggal 17 Juli 1997. Pesawat yang dibuat sesudah tanggal 19 Agustus 2002 diwajibkan untuk memiliki Black Box untuk merekam sedikitnya 88 parameter

Black Box dibandrol dgn harga sekitar US$10.000-15.000. Black Box berwarna oranye terang dengan stripping putih. Walaupun orang lebih mengenal penamaan menjadi Black Box karena banyak ditafsirkan dengan warna kematian, kotak berisi rahasia, kotak yg hangus terbakar dan lain-lain.

Tapi sejauh ini alat tersebut baru berhasil melacak informasi dasar mulai dari lepas landas hingga pendaratan. Selain itu, beberapa produsen pesawat ada yang sudah melengkapi dengan perangkat perekaman MP3 yang  bisa merekam hingga 500 jam data penerbangan.

Sumber | berbagai sumber

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.