dok: unscn.org
Jakarta, Tidak paham soal ASI dan kesetaraan gender membuat pasangan bayi kembar beda jenis kelamin harus mengalami kisah tragis. Ibunya merasa tidak mampu menyusui keduanya dan akhirnya bayi perempuan mati karena hanya diberi susu formula.
Kisah ini terungkap dalam sebuah foto lama yang pernah dipublikasikan oleh UNICEF, badan PBB yang mengurusi nutrisi pada anak. Meski sudah lama dipublikasikan, foto yang diambil tahun 1991 ini sangat melegenda dan selalu dipakai dalam berbagai kampanye pemberian ASI.
Selengkapnya, foto tersebut menggambarkan seorang ibu di Islamabad yang sedang menyusui sepasang anak kembar. Bedanya, bayi laki-laki disusui langsung dari puting si ibu sedangkan bayi perempuan yang kondisinya kurang gizi hanya diberi susu formula dari botol. Sehari setelah diambil fotonya oleh UNICEF, bayi perempuan itu meninggal.
Konon bayi perempuan itu tidak mendapatkan ASI karena beberapa faktor, salah satunya karena salah informasi. Sang ibu diberi tahu oleh kakak iparnya bahwa payudaranya tidak memproduksi ASI yang cukup untuk kedua bayinya, sehingga hanya salah satu yang bisa disusui.
Ketika itu si ibu yang memang tidak diungkap namanya itu tidak tahu, bahwa produksi ASI juga berhubungan dengan aktivitas menyusui. Semakin banyak dihisap, payudara akan terangsang untuk memproduksi lebih banyak ASI sehingga sebenarnya sangat jarang ada kasus produksi ASI tidak mencukupi.
Ketidaktahuan berikutnya adalah bahwa sang ibu tidak harus menggantinya dengan susu formula. Jika memang ternyata produksi ASI tidak cukup karena gangguan tertentu, ia bisa menggunakan jasa orang lain untuk menyusui atau dalam Bahasa Inggris disebut seorang wet nurse.
Pemberian susu formula untuk seorang bayi sangat tidak dianjurkan, khususnya di lingkungan yang tidak bersih seperti tempat tinggal si ibu tersebut di Islamabad. Air yang tidak bersih bisa membunuh bayi ketika dipakai untuk melarutkan susu formula.
Faktor lain yang membuat bayi perempuan tersebut meninggal karena tidak mendapat ASI adalah ketidaksetaraan gender. Di banyak tempat di dunia, anak perempuan dianggap lebih rendah derajatnya dibanding anak laki-laki sehingga lebih sering dikorbankan.
Dalam hal ini, si ibu memilih menyusui bayi laki-laki dan hanya memberikan susu formula kepada bayi perempuan karena ingin memberikan yang terbaik bagi bayi laki-lakinya. Bukan cuma saat bayi, hingga dewasa kaum perempuan sering terpinggirkan oleh sistem patriarki yang menganggap laki-laki lebih tinggi derajatnya.
Foto ini memang foto lama, namun kisahnya akan tetap menjadi legenda yang selalu mengingatkan pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Kalaupun terpaksa memberikan susu formula karena kondisinya secara medis tidak memungkinkan, pastikan air yang digunakan matang dengan sempurna sehingga bebas dari kuman.
"Gunakan foto saya ini jika memang bisa membantu. Saya tidak ingin orang lain melakukan kesalahan yang sama," pesan ibu si kembar seperti dikutip dari Unscn.org, Selasa (13/12/2011).
(up/ir)
Sumber: http://www.detikhealth.com/read/2011/12/13/120045/1789796/764/kisah-legendaris-bayi-yang-diberi-asi-dan-tidak
Posting Komentar