Siapa yang tidak kenal dengan Jack Ma? Jack Ma adalah pendiri dan pemilik Alibaba.com. Meski saat ini nama Jack Ma dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses, awal karier lelaki kelahiran Hangzhou, Zhejiang, China, tahun 1964 ini justru guru bahasa Inggris. Ia belajar bahasa asing itu secara autodidak.
Jack Ma mengaku kenal teknologi bernama Internet pertama kali 19 tahun lalu. Karena bisa berbahasa Inggris, dia beruntung diajak delegasi bisnis China melawat ke Kota Seattle, Amerika Serikat.
Di sanalah, Ma bertemu sang mentor: seorang warga Negeri Paman Sam penggemar teknologi. Si bule cerita bermacam hal soal kehebatan Internet dan peluang bisnis dari benda asing itu. Ambisi Ma berwirausaha memuncak. Dia muak jadi pengajar yang cuma dibayar Rp 180.000 per bulan.
Orang di sekitar rumahnya, termasuk sejawatnya sesama guru, tak ada yang tahu apa itu Internet sekembalinya ke China. Tapi berkat sang kenalan baru dari AS, Ma yakin bahwa jaringan data lewat komputer ini bisa digunakan buat berbisnis. Padahal dia tak jago komputer sama sekali. Selentingan populer menyebut Ma waktu itu tak tahu cara mengetik di keyboard.
"Di dunia ini ada hal-hal tak bisa dipecahkan, namun tidak ada satu hal yang tidak bisa diselesaikan," kata Ma, saat ditanya wartawan mengapa nekat berbisnis Internet meski nyaris semua kenalan menertawakan idenya berwirausaha.
Asingnya Internet pada 1995 sebetulnya tak cuma terjadi di China, tapi juga AS. Lemotnya koneksi masa itu bahkan sempat bikin Ma keki.
Buat menunggu komputernya online pertama kali, Ma butuh waktu 35 menit. Di sela-sela menunggu sambungan Internet, dia main kartu bersama tetangga. Sebagian mengejeknya sok tahu. "Tapi saya puas, pada akhirnya saya bisa buktikan kalau benda bernama Internet itu benar-benar ada."
Bermodal pinjaman dari sang paman senilai Rp 24 juta, Ma mendirikan sebuah layanan daftar nomor telepon dan identitas perusahaan seluruh China. Mirip Yellow Pages, tapi berbasis Internet.
Usaha ini dia lakukan dari apartemennya yang sempit tak lama selepas memahami apa itu Internet dan seluk beluknya. Semua orang terus mengejeknya, orang buta komputer kok coba-coba bisnis Internet.
v Dari 24 orang yang dimintai pendapat di awal mula startup ini, cuma satu orang saja tetap menyemangati. "Kalau kamu memang mau melakukannya, coba saja. Kalau tidak sesuai harapan, ya tinggal kerja lagi jadi guru," kata Ma menirukan sahabatnya yang berprofesi sebagai bankir.
Butuh waktu tiga tahun, terbantu pula menanjaknya popularitas Internet di kalangan pejabat pemerintah China, Ma berhasil mengembangkan bisnis. Pada 1999, dia mendirikan perusahaan fokus pada e-commerce diberi nama Alibaba. Karyawan awal 17 orang, semua teman-teman dekat.
Bisnis perusahaan ini apa saja: menjual barang, menawarkan voucher promo, pengiriman paket, bahkan kini sudah merambah pembayaran Internet (e-Payment) hingga pengelolaan investasi. Anak usahanya memasuki abad 21 menggurita. Mulai dari Taobao, Tmall, atau Juhuasuan, rata-rata menjadi situs bisnis populer di Negeri Tirai Bambu.
Pendapatan kotor Alibaba pada 2013 mencapai USD 7,5 miliar, dan kini Ma mempekerjakan 22.000 pegawai.
Ma mengaku langkahnya masuk ke bursa NYSE supaya Alibaba semakin mendunia. Dia ingin mulai penetrasi ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Dia tak khawatir, kendati survei Ipsos tahun ini mengatakan 88 persen populasi AS tak pernah mengenal apa itu Alibaba Group.
Bahkan dia yakin bisa mengejar capaian perusahaan ritel terbesar AS Walmart. "Kami punya mimpi, dan seharusnya semua orang boleh bermimpi. Saya pikir 15 tahun lagi dunia bisa berubah karena bisnis yang kami lakukan. Kami ingin menjadi lebih besar dari Walmart," kata Ma optimis.
Pada perdagangan hari ini (20/9), di New York, saham Alibaba menciptakan euforia. Sepanjang 20 menit awal melantai di bursa NYSE, 100 juta lembar saham Alibaba diperdagangkan para broker Wall Street, seperti dilansir stasiun televisi USA Today. Harganya sempat melonjak jadi USD 99 per lembar, padahal mulanya ditaksir mentok USD 83 per lembar.
Dana segar terkumpul dari IPO ini minimal USD 24,3 miliar atau setara Rp 243 triliun. Imbasnya, kapitalisasi pasar Alibaba mencapai USD 165,5 miliar (Rp 1.655 triliun), melampaui beberapa raksasa bisnis Internet dunia lainnya seperti Amazon dan eBay.
Sumber | Merdeka.com
Posting Komentar